Belajar disekolah sebagai rutinitas yang dilakukan anak-anak adalah cara orang tua untuk menumbuhkan rasa keingintahuan dan pengetahuan anak. Sejatinya bersekolah bagi anak adalah hal yang penting tidak hanya menjadikan anak pintar namun juga memiliki sikap yang bijaksana. Pendidikan sendiri merupakan proses pendewasaan seseorang yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak didiknya melalui proses pendidikan baik formal maupun non formal, sehingga usaha tersebut mampu mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan serta kehidupan di alam sekitarnya.

Selain pendidikan di sekolah ternyata pendidikan yang tak kalah penting adalah pendidikan softskill. Apakah pendidikan softskill? Softskill merupakan kemampuan individu dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal) dan hubungannya dengan orang lain (interpersonal) untuk mendukung kemampuan teknis yang dimiliki. Softskill sendiri bisa dibagi dalam tiga kategori, yaitu Intrapersonal skillinterpersonal skill, dan Extrapersonal Skill.

Intrapersonal Skill adalah kemampuan individu yang lebih menekankan pada kemampuan seseorang untuk mengatur dirinya sendiri. Misalnya, inisiatif, mengatur waktu, motivasi, berpikir kreatif, kemauan belajar, mandiri, beretika, disiplin, percaya diri, berpikir kritis, mengatasi stres, dan berkomitmen.

Interpersonal Skill adalah berbeda dengan intrapersonal, Kemampuan ini akan membuat seseorang mudah menjalin hubungan dengan orang lain.

Kemampuan ini didukung oleh beberapa faktor antara lain: Mudah berkomunikasi, mampu membangun hubungan kerja sama, punya jiwa kepemimpinan, bisa bernegosiasi, mudah mempresentasikan pikirannya, dan mampu bicara di muka umum.

Extrapersonal Skill adalah kemampuan yang ketiga ini adalah sebagai pelengkap dari dua kemampuan sebelumnya, yaitu bijaksana.

Terdengar remeh, tetapi nilai inilah yang mengikat kedua kemampuan lainnya dengan selalu menggunakan akal dan budi dalam mengambil keputusan. Secara keseluruhan bahwa kemampuan teknis atau hardskill berasal dari pembelajaran yang bersifat keilmuan, baik dari sekolah atau di tempat lainnya.

Membekali anak dengan pendidikan Softskill sangatlah penting dilakukan oleh orangtua sejak dini. Softskill memang memiliki peran penting pada keberhasilan seorang anak dalam dunia kerja kelak. Saat ini kita bisa melihat beberapa institusi pendidikan telah banyak menerapkan pembelajaran softskill untuk membekali peserta didiknya dengan kemampuan softskill sebelum mereka lulus untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Namun perlu diketahui untuk membekali softskill pada anak tidaklah mudah tetapi gampang untuk di tularkan kepada anak, sehingga pengembangan softskill sejak dini akan memudahkan anak atau individu untuk menguasainya. Pendidikan softskill yang sangat mudah dan terdekata adalah aktivitas Anda sebagai orangtua dirumah, apalagi kita tahu sifat anak-anak selalu inginmeniru apa yang dilakukan oleh orangtuannya. Membiasakan anak melihat sikap orangtua yang baik dan inisiatif akan memengaruhi bagimana cara ia bersikap dan berfikir.

Contohnya seorang anak yang melihat orangtuanya selalu beribadah, peduli dengan tetangga yang mendapat kesulitan, mudah bergaul, disiplin akan terbentuk untuk mengikutinya. Misalnya juga anak perempuan yang suka memperhatikan saat ibunya memasak di dapur, biasanya setelah memperhatikan anak lama-kelamaan akan tertarik untuk mencobannya dan disaat inilah Anda sebagai orangtua berperan untuk mengenalkan serta mengarahkan. Jangan memarahi anak saat ia mencoba mempraktekkan apa yang Anda praktekkan.

Ada lima unsur softskill yang bisa dikembangkan pada anak-anak.

Inisiatif

Anak yang memiliki inisiatif akan selalu menemukan hal-hal baru untuk dilakukan. Biasanya anak ini akan melakukan berbagai hal tanpa ada perintah dari orangtua. Jadi, ketika ada PR dari sekolah tidak menunggu perintah lagi untuk mengerjaannya. Atau tanpa disuruh, akan segera membereskan mainan yang berserakan.

Disiplin

Dengan kedisiplinan, anak-anak akan tahu kapan waktu main dan kapan saatnya belajar. Anak yang biasa disiplin mudah untuk membagi waktu, sehingga akan menjadi bekalnya kelak ketika sudah bekerja.

Percaya diri

Percaya diri ini bisa dibentuk ketika orangtua memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sendiri hal yang diinginkan. Kalau gagal, nggak perlu dibantu, biarkan anak memperbaiki dengan caranya sendiri, sehingga tumbuh rasa percaya di dirinya.

Bekerja sama

Masa anak-anak adalah saatnya bermain. Dari permainan inilah timbul rasa kebersamaan. Anak yang mudah bekerja sama dengan temannya akan mudah menjalin hubungan kerja dengan orang lain ketika masuk dunia kerja nantinya.

Kepedulian

Ketika melihat orangtua berempati kepada orang yang mendapat kesulitan, anak akan melihat dan akan menjadi bagian dalam kehidupannya. Kepekaannya itu akan membentuk kepeduliannya kepada orang yang mendapat kesusahan.

Kelima faktor softskill tersebut bisa dengan mudah Anda tanamkan pada anak dengan memberikan kesempatan dia berkreasi sesuai dengan inisiatifnya. Anda sebagai orangtua tentu memiliki tugas untuk menjaga kedisiplinannya dalam tiap kesempatan, dan memberi kepercayaan diri anak menunjukkan kemampuannya dalam bekerja sama dengan teman seusianya misalnya dengan berbagi kepedulian kepada temannya yang mengalami kesulitan, atau dengan Anda misalnya dalam aktivitas sehari-hari dirumah membantu memasak dan lainnya. 

Di masa depan seorang anak yang memiliki sofskill akan sangat mudah untuk bergabung dalam lingkungannya ataupun lingkungan baru. Boleh dikatakan seorang anak yang akademi tinggi belum tentu berhasil dalam mendapatkan posisi kerja yang diinginkannya. Itu bukan berarti banyaknya saingan, namun ada faktor individu yang tak disadari menjadi menyebab. Faktor yang dimaksud itu adalah kemampuan yang berasal dari dalam diri, itulah softskill.