Sebagai orangtua seringkali kita melupakan bagaimana berkomunikasi yang baik dan bahkan lupa berkomunikasi. Melupakan komunikasi dengan anaka karena kesibukan bekerja membuat Anda akan kehilangan menemukan kemampuan dan mungkin talenta anak Anda.
Jangan merasa anak sulit di ajak komunikasi, padahal anak sudah berusaha untuk berkomunikasi untuk mengerti Anda. Bukankah seharusnya Anda yang berusaha mengerti anak dan berusaha menampung opininya?
Sayapun sebagai ibu juga mengakui terkadang memulai berkomunikasi dengan si kecil memang gampang-gampang susah, apalagi jika usianya masih cukup kecil. Anda harus mulai belajar untuk mengetahui cara terbaik untuk komunikasi dengan anak supaya ia mengerti. Tak hanya itu, hubungan antara orangtua dan anak juga sangat dipengaruhi oleh cara berkomunikasi Anda.
Lalu, bagaimana strategi terbaik untuk komunikasi dengan anak?
Lakukan Tiga Strategi ini untuk menjalin komunikasi dengan anak
Mulai peduli untuk selalu mendengarkannya
Bagaimana Anda menghadapi anak yang menceritakan keluh kesahnya di sekolah? Apakah Anda menanggapinya sambil lalu atau duduk sebentar mendengarkan pembicaraannya?
Ya, mendengarkan pembicaraan anak bukan hanya sekadar menanggapi pembicaraannya saja. Anda perlu memberikan perhatian secara fisik dan juga menunjukkan emosi. Hal ini akan menimbulkan kesan pada anak bahwa Anda peduli padanya.
Cara untuk menunjukkan keberadaan Anda saat si kecil berbicara adalah menatap kedua matanya, memegang tangannya, atau menempatkan tangan Anda di pundak atau lututnya. Saat Anda melakukan ini, luangkan waktu dan hentikan aktivitas yang Anda lakukan sejenak untuk fokus pada si kecil.
Berikan tanggapan dengan cara yang baik setelah selesai bercerita
Menjadi pendengar yang aktif, mengharuskan Anda memberikan tanggapan saat si kecil berbicara. Sekaligus, meminta anak menceritakan lebih jelas atau mengulangi bagian tertentu yang tidak Anda pahami. Menunjukkan ketertarikan Anda saat anak bercerita, dapat Anda lakukan dengan berbagai cara, seperti:
- Menganggukan kepala sebagai tanda Anda mengerti pembicaraannya
- Mengeluarkan kata-kata pendek, “jadi begitu…”
- Mengulangi kembali dua atau tiga kata terakhir yang diucapkan anak untuk mempertegas ceritanya
- Mengucapkan “terus…” memberi tanda anak untuk menjelaskan lebih banyak
Lakukan Feedback dengan mengaajukan beberapa pertanyaan
Selain menunjukkan perhatian, Anda mungkin perlu menanyakan beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang Anda ajukan bukan hanya sekadar basa-basi. Namun, membantu anak untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuannya berpikir.
Namun, jangan ajukan berbagai pertanyaan sekaligus. Biarkan anak menjawab pertanyaan satu per satu. Bila pertanyaan tidak perlu penjelasan lebih, hindari mengajukan pertanyaan yang tidak bisa dijawab anak, terutama mengenai pemecahan suatu masalah yang cukup sulit.
Memulai menceritakan pengalaman hidup kepada Anak
Tidak ada salahnya Anda memulai untuk menceritakan kisah hidup kita sebagai pelajaran pribadi kepada Anak. Mencertikan pengalaman hidup Anda akan memberikan pembekalan pada anak misalnya saat menjalankan kehidupan. Tentu di memori anak akan tersimpan dengan baik, sehingga saat anak mengalami sesuatu maka ia akan mengkaitkannya dengan pengalaman yang diceritakan orangtuannya. Maka anak akan memfilter keadaan tersebut baik atau tidak untuknya, dan anak akan bisa mengambil keputusan.
Nah selain strategi dalam berkomunikas, Anda juga harus mengetahui hal-hal yang harus dihindari saat berkomunikasi dengan anak
Saat Anda belajar menjadi pendengar yang baik untuk anak sekaligus berusaha meningkatkan hubungan anak dengan orangtua yang erat, ada beberapa hal yang harus Anda hindari, seperti:
- Tidak memotong pembicaraan anak. Biarkan anak melengkapi ceritanya hingga selesai. Jika tidak, sikap Anda yang memotong pembicaraannya ini bisa memancing kekesalan anak pada Anda.
- Perhatikan kembali ucapan Anda. Meski Anda hari itu sedang bad mood, jangan sampai perubahan emosi ini membuat Anda mengeluarkan nada bicara tinggi, ketus, atau bahkan memarahinya. Jadi, Anda harus tetap mengendalikan emosi dan mampu menyesuaikan emosi dengan suasana pembicaraan.
- Tidak membebankan anak untuk menjawab semua pertanyaan Anda. Pertanyaan yang Anda tanyakan tidak semuanya bisa dijawab oleh si kecil. Jangan kecewa, Anda mungkin perlu memberinya beberapa pilihan mana yang paling sesuai untuk menjawab pertanyaan tersebut.
- Jadi contoh yang baik. Komunikasi baik yang Anda terapkan pada anak, juga harus Anda terapkan pada anggota keluarga yang lain, pada pasangan atau saudaranya yang lebih tua. Untuk apa? Perlu Anda ketahui bahwa anak-anak cenderung belajar dan meniru banyak hal dari orangtuanya. Jika Anda jadi contoh yang baik, anak juga akan mengikuti sikap baik Anda.
Penutup
Tulisan diatas semoga bermanfaat bagi Anda sebagai orangtua untuk memulai kembali memperbaiki komunikasi bersama anak-anak. Perlu diketahui jika anak-anak adalah amanah dari Tuhan dan juga salahsatu asset Negara. Dengan mulai memfokuskan pada komunikasi yang benar dan baik pada Anak, maka anak akan mulai bisa Anda arahkan dan bisa mengerti banyak kehidupan yang dijalaninnya. Contoh dari mulai menceritakan pengalaman Anda sebagai ibu kepada Anak.