Sebagai ibu rumah tangga yang sekaligus bekerja atau berkarir dikantor tentunya kesibukan tidak pernah ada hentinya bahkan waktu untuk merasakan me time saja tidak bisa dilakukan. Ditambah di umumkannya bos baru di bagian Anda. Semua pasti pernah merasakan ini bagi ibu-ibu yang juga berkarir, betapa sesak nafas mikirin kerjaan kantor belum beres atau berantakan, pulang ke rumah sudah dtunggu anak dan berbagai pekerjaan rumah.
Ada bos baru tentu yang paling utama adalah restruktur organisasi, adaptasi kembali, ada perubahan-perubahan dalam pekerjaan kita. Tentu saya sebagai penulis pernah merasakan hal tersebut dan ini yang terjadi di 3 bulan terakhir saya yang tidak bisa melakukan update menulis atau hobby.
Saya mau berbagi bagaimana para ibu untuk bisa menghadapi dan beradaptasi dengan bos baru, ktentu Anda belum mengetahui karakter bos baru Anda seperti apa dan bagaimana cara kerjanya. Di awal-awal tentu yang terlihat adalah semangat dan kemampuannya dalam menganalisa setiap pekerjaan bawahannya. Tanpa Anda sadari itulah bagian bos baru akan memandang Anda, maka anggaplah diri ini sebagai bagian belajar bekerja dimulai dari nol.
Walaupun Anda telah menjalani pekerjaan Anda selama bertahun-tahun, mendapatkan atasan baru di kantor bisa merupakan hal yang bisa mengganggu rutinitas Anda. Walaupun ini bisa menjadi hal yang sangat mengintimidasi, Anda harus menyadari bahwa atasan Anda pun juga tengah menyesuaikan diri dengan peran barunya. Ini adalah tips untuk menghadapi atasan baru dan membuat kesan terbaik bahwa Anda adalah seorang pegawai yang bisa diandalkan atasan Anda.
Lakukan langkah-langkah ini untuk mudah belajar & beradaptasi dengan atasan baru
Melakukan Face to Face
Transmisi pertama tentunya Anda perlu melakukan face to face dengan atasan baru sebagai bentuk silaturahmi dan membuka komunikasi baru. Anda akan bisa lebih lancar menjalani proses transisi tersebut jika kehadiran atasan baru tersebut Anda anggap sebagai sebuah proses reboot daripada sebuah gangguan. Ini bisa jadi kesempatan Anda untuk memulai lagi dari awal.
Mualailah untuk proaktif membicarakan pekerjaan yang ada di bagian Anda dan target jangka panjang yang akan dicapai pada pekerjaan Anda. Pertemuan ini juga merupakan sebuah kesempatan yang baik untuk menanyakan apa yang diinginkan oleh atasan baru Anda dari diri Anda. Membicarakan dan mengelola ekspektasi dari awal akan membantu meminimalisir konflik di masa depan dan menghadapi atasan baru menjadi perkara mudah.
Jangan Mengexplore Tentang Kehebatan Anda
Seringkali Anda tanpa sadar mengexplore kehebatan dalam bekerja kepada atasan baru sebagai bukti bahwa Anda mampu mencapai target pekerjaan bahkan sesuai expektasi. Ini adalah cara pandang Anda sendiri, namun akan berbeda dengan cara pandang atasan baru Anda.
Banyak dari Anda melihat pergantian atasan sebagai sebuah kesempatan untuk memastikan bahwa atasan Anda tahu seberapa hebatnya diri Anda dan ke mana Anda ingin menapak dalam karir Anda berikutnya. Padahal, ini justru merupakan sebuah kesalahan. Ini bukan merupakan cara menghadapi atasan baru yang tepat. Anda haruslah membuat kesan pertama bahwa Anda adalah seorang team player yang handal. Artinya, Anda tidak boleh terlalu menyoroti diri Anda sebagi individu. Pertanyaan-pertanyaan yang harus Anda tanyakan sebaiknya berfokus pada membantu tim, dan bukannya pada diri Anda.
Belajar Memahami Karakter Atasan Baru
Jangan berharap atasan baru akan memahami karakter Anda sebagai bawahan, karena atasan biasanya lebih ingin dipahami ketimbang memahami. Jika boleh dikatakan sangat jarang atasan yang mau memahami kesulitan pekerjaan bawahannya. Jadi mulailah belajar memahami karakter atasan baru Anda, memang sulit dan butuh proses. Di sini tentu Anda membutuhkan Waktu belajar dan kesabaran, karena Anda harus belajar dari nol tentang karakter dan cara kerja atasan baru. Impactnya tentu pada pekerjaan dan emosi Anda, jika Anda cepat memahami tentunya sedikit pekerjaan Anda yang pending atau berantakan.
Belajar Cara Bekomunikasi Yang Baik
Salah satu dari sumber terbesar konflik di lingkungan kerja adalah miskomunikasi. Jadi karena itu, berupayalah untuk memahami gaya komunikasi atasan Anda sesegera mungkin setelah ia menjabat. Jika gaya berkomuniikasinya sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh atasan Anda yang lama, maka Anda bisa butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri. Tetapi bagaimanapun, ini adalah penyesuaikan yang harus Anda lakukan. Temukan apakah atasan baru Anda lebih menyukai mendengar tatap muka atau melalui metode komunikasi tidak langsung seperti email dan perpesanan instan. Lalu, sesuaikan dengan hal ini.
Pahami Seberapa Cepat Anda Harus Merespon
Ketika membicarakan masalah komunikasi, bukan hanya “bagaimana” yang penting, tetapi juga “kapan.” Jika atasan Anda mengirimi Anda email setelah jam kerja usai, apakah Anda diharapkan untuk langsung membalas, ataukah Anda bisa menunggu hingga pagi hari untuk menjawabnya? Masalah komunikasi bagaikan lubang-lubang di jalanan, Anda pasti akan mengalami goncangan-goncangan kecil dalam hubungan dengan atasan baru.
Bukan hanya Anda saja yang sedang berusaha menghadapi atasan baru, begitu pun dengan atasan. Baik Anda maupun atasan sama-sama tengah menyesuaikan diri. Jadi pada awal-awal, masalah miskomunikasi wajar terjadi. Pastikan Anda proaktif untuk mencoba memahami.
Untuk mencapai adaptasi yang baik dan saling mengerti antara atasan dengan gaya bekerja Anda tentunya sekitar 6 bulan. Karena Anda sebagai seorang bawahan tentu yang terpenting bagaimana pekerjaan selesai dan seusai dengan target yang diharapkan oleh atasan. Kembali pada kesabaran dan keinginan Anda untuk mengerti.